Saturday, August 12, 2017

Yerusalem 1967:


Judul                          Yerusalem 1967: Pertempuran yang Mengguncang Dunia
Penulis                      Nino Oktorino
Penerbit                    Gaco Books
Tahun Terbit           2017
Jumlah halaman   120 hlm
No. ISBN                   978-602-95577-5-6

Ulasan Singkat

Antara tanggal 5 hingga 7 Juni 1967, sebuah pertempuran bersejarah berkecamuk untuk menguasai Yerusalem, kota kuno yang disucikan oleh penganut agama Yahudi, Kristen dan Islam. Selama tiga hari itu, pasukan Israel dan Yordania berhadapan satu sama lain dalam pertempuran yang sengit dan mematikan.

Inilah salah satu episode sejarah dari sebuah kota yang paling banyak diperebutkan
dalam sejarah umat manusia ....

Saturday, April 1, 2017

Pertempuran di Kaukasus


Judul                          Pertempuran di Kaukasus 
Penulis                      Nino Oktorino
Penerbit                    Gaco Books
Tahun Terbit           2017
Jumlah halaman   128 hlm
No. ISBN                   978-602-60764-1-0

Ulasan Singkat

Reich Ketiga telah memba­ngun  Panzer-Divisionen dan Luftwaffe yang ampuh guna melancarkan perang agresinya. Namun,  mesin perang Hitler yang hebat  itu tidak akan berarti apa-apa tanpa bahan bakar.

Pertempuran di Kaukasus  meru­pakan upaya habis-habisan Hitler untuk merebut ladang-ladang minyak Uni Soviet guna memberikan pukulan mematikan ter­­hadap Stalin sebelum Sekutu Barat dapat melancarkan serangan besar-besaran di Front Barat. Salah satu pertempuran paling pen­ting tetapi kerap terlupakan dalam Perang Dunia II ....

Tuesday, March 28, 2017

Bulan Sabit dan Swastika: Kisah Divisi Turkistan Jerman ke-162

Kepala Ostlegion, Letnan Jenderal Hellmich, (berjongkok) mengunjungi tempat pelatihan Legiun Turkistan.

Ketika Jerman Nazi menyerbu Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941, banyak kaum Muslim Soviet yang menyambut gembira kedatangan pasukan Hitler. Mengharapkan pembebasan dari rezim komunis dan dominasi orang Rusia atas rakyat mereka, sejumlah tokoh Muslim asal Uni Soviet menawarkan kerja sama kepada Nazi untuk membantu mereka dalam peperangan melawan Stalin.

Pada mulanya, Hitler tidak memerhatikan aspirasi kaum Muslim Soviet. Bahkan, pada bulan-bulan pertama Perang Jerman-Rusia, kaum Muslim diperlakukan sama buruknya dengan perlakuan Nazi terhadap kaum Yahudi. Ribuan tawanan Muslim dilaporkan ditembak oleh SS karena mereka bersunat sehingga dikira sebagai orang Yahudi. Terlepas dari masalah kesalahan identitas, pembunuhan yang dilakukan pasukan Jerman terhadap kaum Muslim Soviet sendiri merupakan suatu program yang umum dilakukan Nazi terhadap para tawanan Tentara Merah, yang didasarkan pada dogma ideologi rasial mereka yang menganggap kebanyakan penduduk Uni Soviet—yaitu orang Slavia, Asia, dan Yahudi—sebagai untermenschen, ras manusia rendahan yang harus dimusnahkan demi kejayaan bangsa Arya.

Salah satu panji Legiun Turkistan

Keadaan berubah ketika Jerman tidak dapat menaklukkan Uni Soviet dalam waktu dua minggu seperti gembar-gembor Hitler. Kerugian besar yang diderita Wehrmacht dan keinginan untuk menarik Turki ke pihak Poros akhirnya membuat Nazi berbalik mengakomodasi kaum Muslim Soviet, termasuk merekrut mereka ke dalam Wehrmacht.

Pada bulan Desember 1941, Hitler mengeluarkan sebuah memorandum rahasia, yang memerintahkan pembentukan dua unit Muslim, yaitu Turkestanisch Legion (terdiri atas para sukarelawan Asia Tengah) serta Kaukasisch-Mohammedan Legion (terdiri atas para sukarelawan Muslim Kaukasus, seperti orang Azerbaijan, Daghestan, Chechen, Ingush, dan Lezghin). Kemudian, Legiun Kaukasus ini dibentuk ke dalam dua legiun terpisah, Aserbeidschanische Legion dan Nordkaukasiche Legion. Sebuah legiun Muslim ketiga dibentuk di Polandia pada bulan Januari 1942, yaitu Wolgatatarische Legion yang beranggotakan para sukarelawan Tatar dari kawasan Volga.

Biasanya, unit-unit Ostlegion hanya dibentuk seukuran battalion. Namun, pada tanggal 21 Mei 1943, unit terbesar Ostlegion dibentuk di pusat pelatihan Mirgorod, Ukraina dan dan dinamakan sebagai 162. (Turkistan) Infanterie-Division. Para prajuritnya terutama bekas tawanan perang Tentara Merah yang berasal dari kelompok-kelompok Muslim Turkistan (Asia Tengah) dan Kaukasus. Komandan divisi ini adalah Mayor Jenderal Oskar von Niedermayer, seorang bekas atase pertahanan di Persia dan ahli Asia Tengah yang pernah berusaha menarik kaum Muslim Asia Tengah untuk memihak Jerman pada masa Perang Dunia I.

Setelah dilatih di Polandia, divisi ini bertugas di Slovenia dan Kroasia, di mana mereka dilibatkan dalam peperangan anti-gerilya di sepanjang jalur kereta api Trieste-Ljubijana. Pada bulan Oktober 1943, mereka dikirimkan ke Italia Utara untuk melindungi pantai Liguria.

Divisi ini sempat terlibat dalam pertempuran di garis depa di Italia, termasuk memerangi sebuah resimen Nissei (Jepang-Amerika), tetapi segera ditarik mundur karena berpenampilan buruk. Akibatnya, von Niedermayer digantikan oleh seorang perwira tempur yang lebih berpengalaman, Letnan Jenderal Ralph von Heygendorff. Divisi ini kemudian menghabiskan sisa perang di Italia utara, bertugas sebagai sebuah unit anti-partisan dan penjaga keamanan.

Menjelang berakhirnya perang, mereka mundur ke Sungai Po, di mana divisi itu kemudian dibubarkan di daerah Belluno. Seperti kebanyakan sukarelawan Soviet lainnya yang memihak Hitler dan ditawan oleh pasukan Inggris, banyak anggota divisi tersebut diekstradisi ke Uni Soviet sesuai dengan Perjanjian Yalta, di mana mereka dieksekusi atau dicampakkan ke kamp-kamp kerja paksa.

Kisah selanjutnya bisa dibaca di sini

Wednesday, February 15, 2017

Allah biz Billen



Judul                          Allah biz Billen 
Subjudul                   Kisah Legiun Turkistan Hitler 
Penulis                      Nino Oktorino
Penerbit                    Gaco Books
Tahun Terbit           2017
Jumlah halaman   132 hlm
No. ISBN                   978-602-60764-0-3

Ulasan Singkat

Tidak seperti Uni Soviet yang memiliki sumber daya manusia berlimpah untuk menggantikan kerugian besar yang diderita di garis depan, Jerman segera  dipaksa untuk merekrut pasukan asing. Di antara unit-unit ”eksotis” yang direkrut Reich Ketiga ini terdapat orang-orang  Turkistan.

Sangat jauh dari gambaran ideal manusia super Arya, orang-orang Asia Tengah ini jelas bukan pembela peradab­an Barat yang diusung oleh Nazi. Sebaliknya, kekejaman tentara bayaran Nazi ini menghidupkan kembali ketakutan akan teror Mongol di antara orang Eropa    seba­gaimana di masa Jenghis Khan.

Inilah kisah Legiun Turkistan Hitler ....